Thursday, October 26, 2017

Selamat Ulang Tahun!


"Waaaah, selamat ulang tahun! Baarakallaah fii umrik! Wilujeung tepang taun! Happy birthday! Buon compleannoSugeng tanggap warsaAlles Gute zum GeburstagOtanjoubi omedetou gozaimasu!"*
Tapi wait, hari ulang tahun adalah suatu hari kelahiran seseorang [1]. Pertanyaannya adalah - dalam memperingati hari ulang tahun, sistem kalender apa yang digunakan? Budaya negara manakah yang digunakan? Apakah sepenting itu memperingati hari ulang tahun? Apakah ulang tahun disyari'atkan dalam Islam?


=======================================================================


Bismillaah,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh!

Hai teman-teman, maafkan penulis menghilang beberapa bulan ini eheh. Penulis gausah bercerita tentang kesibukan selama ini ya, tidak penting dan bisa langsung ke inti cerita saja. Seperti pendahuluan yang dituliskan penulis di atas, tulisan kali ini akan menceritakan beberapa humble opinion penulis mengenai ? (mengenai apa saudara-saudara?) Yap! Mengenai per-ulang tahunan~



Karena ini adalah bulan Oktober, dan banyak orang keren yang lahir di bulan Oktober B-)


Pandangan berikut ini didapat dari berbagai obrolan dengan orang lain, dengan berbagai latar belakang, pergalauan diri sendiri, dan juga ilmu yang didapat dari orang lain. Namun pada penarikan kesimpulan, tentu pendapat penulis tidak bisa terlalu dijadikan referensi. Seperti judul blog ini, penulis hanya ingin berbagi : "Just Another Point of View" :)

Adapun jika teman-teman menjadi haus untuk mencari kebenaran yang hqq , maka silahkan mencari dan bertanya. Jangan nanya ke penulis :)) Silahkan bertanya kepada para ulama dan asatidz yang In syaa Allaah jauh lebih berilmu dan memiliki faedah-faedah yang lebih banyak dibandingkan penulis. Kalau ternyata teman-teman super sibuk, silahkan ketik di mesin pencari "Ulang tahun dalam Islam". Akan muncul contoh-contoh di bawah :


Hasil pencarian "Ulang tahun dalam Islam" (sumber: dok. pribadi)

Jangan lelah mencari kebenaran, teman-teman. Dan bagi yang sudah menemukan kebenaran hqq, tuntunlah teman-teman yang belum dengan cara sebaik mungkin. Jangan mengkafiri dan selalu berbaik sangka, atau terus berdo'a agar kita dan mereka meninggal dalam keadaan yang terbaik, dalam keadaan bertaubat, dalam keadaan Islam, dan keadaan yang husnul khatimah

Aamiin.

=======================================================================

Kira-kira, ada berapa macam kalender yang telah digunakan untuk menentukan "tahun" ? Di Indonesia sendiri, ada beberapa jenis kalender seperti Masehi, Hijriyah, Jawa, Sunda, Saka, Saka Bali, dan masih banyak lagi. Jika kita bertanya tentang "tahun berapakah saat ini?" maka jawabannya pun bisa bermacam-macam : 2017 Masehi, 1438 Hijriyah, bahkan salah satu kanal Youtube favorit penulis, Kurzgesagt - mengusulkan tahun ini adalah tahun 12017 dalam videonya.

Di negara yang berbeda, pemberian umur seseorang dilakukan dengan cara yang berbeda pula. Kebanyakan orang menggunakan kalender Masehi sebagai patokan umurnya, dengan definisi "umur 1 tahun adalah orang yang sudah berada di luar rahim ibu selama 1 tahun = 365 hari". Beberapa negara seperti Korea dan China, mendefinisikan "umur 1 tahun adalah ketika seseorang baru keluar dari rahim ibu". Penulis sempat bertengkar dengan teman penulis mengenai umur masing-masing :D

Percakapan penulis dengan kawan pena di China, setahun yang lalu (sumber:dok. pribadi)


Oh iya, beberapa negara juga menetapkan bahwa 1 Januari adalah hari dimana semua orang di negara tersebut bertambah umurnya. Mungkin, agar bisa menghemat biaya pesta ulang tahun kali ya :))

Sekarang, berapakah umur penulis? Kembali ke pertanyaan-pertanyaan di atas, tergantung penulis menggunakan sistem pemberian umur yang mana. Pada akhirnya, sistem tahun dan pemberian umur ini adalah hasil dari kesepakatan beberapa orang, dan bergantung pada perspektif orang tersebut. Perbincangan ini serasa hambar jika penulis tidak mengutarakan pendapat mengenai "waktu".

Pendefinisian detik (sumber :Wikipedia[2] )

Bagi penulis, pendefinisian "1 detik = radiasi atom bla bla bla, 1 hari = 1 kali rotasi bumi, 1 tahun =" dan masih banyak lagi, adalah hanya suatu cara bagi manusia untuk melakukan pengukuran terhadap waktu. Sama seperti satuan panjang atau berat, agar masing-masing manusia bisa mengukur waktu dalam kesepakatan bersama. Namun seperti yang terlihat saat ini, penulis bahkan bisa saja membuat sistem waktu sendiri - misal mendefinisikan 1 minggu ada 4 hari : Onde, Mande, Tusde, Wenesde. Maka pendefinisian 1 bulan dan 1 tahun pun bisa menyusul kemudian. It's all about perspective and mutual agreement.

Setelah mengetahui pentingnya pengukuran waktu, apakah ulang tahun juga penting? Jika ternyata ketika seseorang ulang tahun, maka akan didoakan keberkahan umurnya, diberi kado, kue, dan kejutan, maka penulis berharap bahwa setiap hari adalah ulang tahun penulis! Karena mbok ya tahunnya kan tahun yang dibuat sendiri eheh. Tapi kalau ternyata jadinya harus traktir makan setiap hari, hmm ngga jadi deh.


Sekarang, bagian yang paling kontroversional. Tarik nafas dalam-dalam. Jangan lupa buang nafas. Silahkan bernafas normal kembail.

Penulis sendiri ingin sekali berperilaku di dunia ini dengan mencontoh the first most influential on the earth, manusia terbaik yang tidak hanya mengukir namanya dalam buku sejarah, tapi beliau juga berhasil mengukir namanya di hati orang-orang jauh setelah zamannya, dan paling penting telah mengukir namanya di langit. Dan SEPENGETAHUAN PENULIS (maaf kalau pengetahuan penulis sedikit sekali), bahwa Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak mengucapkan selamat milad ataupun mendoakan keberkahan umur seseorang pada hari kelahirannya saja. 

Maka dari itu, penulis juga melakukan hal yang sama. Tidak merayakan hari ulang tahun sendiri, tidak mengucapkan selamat ulang tahun pada orangtua, dan tidak juga membuat spesial hari kelahiran Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Bagi teman-teman yang mungkin tau riwayatnya, silahkan cantumkan di kolom komentar ya, penulis ingin menambah sudut pandang yang baru juga :)

=======================================================================

Ulang tahun sering dijadikan sebagai momen bersyukur dan bersenang-senang karena masih diberikan umur hingga saat itu. Ulang tahun juga kadang dijadikan sebagai momen renungan bagi seseorang karena waktunya di dunia telah berkurang dan semakin dekat jaraknya dengan kematian. Tapi hey! Apakah harus menunggu 1 tahun Masehi untuk melakukan hal tersebut? Kenapa tidak menggunakan tahun Hijriyah saja, yang waktunya relatif lebih sedikit - sehingga bisa dilakukan lebih sering? 

Bahkan, kenapa kita tidak bersyukur dan merefleksikan perbuatan diri sendiri, setiap hari?

Dalam Islam sendiri, telah jelas bahwa manusia berada dalam kerugian dan digambarkan dalam waktu yang terus berjalan dan akan habis [3], Maka introspeksi umur sebaiknya tidak dilakukan setahun sekali, tapi setiap hari - agar tidak menjadi manusia yang menyesali diri sendiri.

Penulis TIDAK MELARANG teman-teman untuk mengucapkan ulang tahun kepada penulis. Tapi penulis sangaat berharap, bagi teman-teman yang ingin memberikan penulis kado atau kue, maka penulis sangat terbuka, setiap hari apapun, boleh - tidak harus menunggu hari ulang tahun :))
Bagi yang ingin mendo'akan keberkahan penulis, juga sangat ditunggu do'anya, kalau bisa setiap hari ya, setiap shalat :)

Semoga kita tidak termasuk orang yang mengalami kerugian - bisa mensyukuri umur yang telah diberikan, dengan melakukan usaha terbaik dalam kehidupan kita :')
Semoga bisa mencontoh Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam, diberi kelapangan hati untuk menerima ilmu dan hidayah dari-Nya.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

PS : Kenapa penulis membuat tentang tulisan ini pada hari ini? Tidak ada hubungannya dengan ulang tahun penulis, ini hanya karena banyak teman-teman penulis yang lahir di bulan Oktober. Dan mayoritas adalah orang yang dekat dengan penulis :)

*berbagai ucapan ulang tahun dalam berbagai bahasa. Dimulai dari paling awal : Bahasa Indonesia; Bahasa arab (terjemah : Semoga Allah memberkahi umurmu) ; Bahasa Sunda; Bahasa Inggris; Bahasa Italia; Bahasa Jawa; Bahasa Jerman; Bahasa Jepang;

Wednesday, July 5, 2017

Kontribusiku Bagi Indonesia

Bismillaah....
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh !

Hai teman-teman! Lama tidak bersua ><
Saat ini, penulis sedang berusaha mengejar-mengejar dia, matahari menyinari semua perasaan cinta - tapi mengapa hanya aku yang dimarahi~
*Skip*
Penulis sedang berusaha mengejar masa depan - dalam kasus ini adalah studi lanjut dan beasiswanya. Dan penulis harus menyiapkan berkas ini dan itu, legalisir ini dan itu, fotokopi, scan, ini dan itu :')

Dan tentunya dalam berkas-berkas yang harus dikumpulkan, terdapat essay motivasi dan essay-essay lain, dimana penulis membutuhkan motivasi tersendiri untuk mulai menulis surat motivasi. Dan Alhamdulillaah, Allah memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan beberapa syarat pada tenggat waktu yang telah ditetapkan. Kata orang sih jurus kepepet hehe.

Penulis sekarang ingin meminta bantuan teman-teman untuk proof-read essay penulis, dengan tema kontribusi yang telah, sedang, dan akan dilakukan untuk masyarakat/lembaga/instansi/profesi dan pekerjaan penulis. Nuhun pisan teman-teman :)

========================================================================

Penulis bernama Rifqi Fathul Azhar, seorang manusia biasa yang Alhamdulillaah terlahir secara normal dan sampai saat ini memiliki keluarga yang lengkap dan berkecukupan – meskipun penghasilan orangtua tergolong kurang. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis dimulai sejak SD hingga lulus S1, dan akan mencoba untuk melanjutkan S2. Nasihat dari ibu adalah “Selama diberi kesempatan, kenapa tidak mencoba?” dan akhirnya penulis mencoba mendaftarkan diri untuk menjadi penerima beasiswa BPI Afirmasi LPDP.

Penulis (bertoga) dan keluarga yang alhamdulillaah lengkap dan diberi kesempatan untuk menempuh jenjang S1

Berbicara mengenai kontribusi, ada banyak hal yang telah dilakukan oleh penulis atas seizin-Nya. Tergantung apa peran yang sedang kita jalankan di suatu masyarakat, dan bentuk kontribusi yang diberikan juga bisa berbeda.

Sebagai orang yang berilmu, penulis pernah menjadi pengajar fisika, matematika, dan pengajar Al-Qur'an. Penulis juga diberi kesempatan untuk berkontribusi di berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat beradab di Masjid Salman ITB.


Penulis (ungu) mengajar di Learning Camp Beasiswa Perintis Tematik 2017 Salman ITB


Penulis jadi model (?) di salahsatu propaganda Salman (Instagram : @tehmanissalman)

Sebagai seorang mahasiswa jurusan Aeronautika dan Astronautika, penulis pernah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam membuat Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau lebih dikenal sebagai drone. Beberapa UAV yang dibuat oleh penulis digunakan untuk memenangkan lomba di Kontes Robot Terbang Indonesia 2014 sebagai juara umum dan menjalankan misi pengamatan/surveillence sebagai proyek dari LAPAN bekerjasama dengan Rbotix. Penulis juga pernah berkelompok untuk mengerjakan desain suatu pesawat amfibi sebagai tugas dari suatu mata kuliah. Tertarik dengan pesawat tersebut, akhirnya penulis mengerjakan tugas akhir dengan topik mengenai pengerjaan lanjutan dari desain pesawat amfibi yang telah dikerjakan sebelumnya.




 Penulis dan UAV Tim Aksantara 2014 (atas) dan 2015 (bawah)

Penulis adalah orang yang suka jalan-jalan dan mendapatkan banyak sudut pandang yang bisa didapat dari perjalanan tersebut. Namun membludaknya jumlah manusia saat ini menyebabkan padatnya populasi manusia di suatu negara dan penurunan kualitas beberapa destinasi wisata yang terkenal.  Sebutlah negara-negara maju yang berfokus pada pembangunan secara vertikal karena tanah yang dimiliki tidak bisa mencukupi kebutuhan tempat tinggal di negara mereka. Tentu Indonesia mengalami masalah yang sama dalam kependudukan – dimana persebaran tempat tinggal masyarakat saat ini terlalu terpusat berada di pulau Jawa.

Beberapa destinasi wisata seperti tembok besar China, menara Eiffel, atau bahkan candi Borobudur sudah dipadati manusia (dan mencapai puncaknya saat musim liburan) sehingga fungsi tempat tersebut sebagai daerah wisata menjadi hilang. Padahal, Indonesia sendiri memiliki tempat-tempat yang sangat indah dan belum terjamah oleh manusia. Dengan pengelolaan dan perawatan yang baik, tempat tersebut berpotensi untuk dijadikan objek wisata Indonesia sendiri.

“Tidak perlu jauh-jauh ke luar negri untuk berwisata, Indonesia sendiri banyak destinasi yang bisa dikunjungi dan tidak kalah indahnya dengan wisata-wisata luar negri” nasihat dari temanku. Penulis ingin Indonesia kedepannya memiliki persebaran penduduk yang rata dan juga menjadi negara yang kaya akan destinasi wisata yang terkelola. Hal ini bisa terjadi apabila semua kepulauan yang Indonesia miliki dapat diakses dengan mudah.

Solusi yang penulis pikirkan saat ini adalah pembuatan pesawat amfibi milik Indonesia sendiri. Pesawat amfibi adalah suatu pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat baik di darat maupun di air. Pesawat amfibi juga dapat mencapai daerah-daerah terpencil karena tidak memerlukan infrastuktur sebesar dan sebanyak yang diperlukan pada pesawat biasa.

Dengan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Indonesia saat ini, bukan tidak mungkin apabila Indonesia membuat pesawat amfibinya sendiri. Penulis ingin menjadi salah-satu engineer yang berfokus pada pembuatan pesawat amfibi tersebut, dan khususnya pada pesawat amfibi yang pernah penulis desain bersama teman kelompok penulis. Pada studi S2 nanti, penulis berencana untuk mengambil thesis dengan topik perhitungan lanjut terhadap pesawat amfibi yang telah didesain. Proses ini dirasa perlu karena pembuatan pesawat dari nol memerlukan proses yang panjang dan berulang. Setelah lulus dari S2, penulis sudah memiliki beberapa relasi yang mungkin dapat membantu penulis mewujudkan kontribusi bagi Indonesia yang akan dilakukan kedepannya.
  

Calon topik thesis - pokoknya melanjutkan desain pesawat WHALE deh hehe

Namun pada akhirnya, dari semua rencana yang telah dipaparkan penulis tetaplah harus dikembalikan lagi kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Tanpa seizin-Nya, tidak mungkin penulis bisa mencapai titik ini dan tidak mungkin penulis berkarya lebih jauh lagi. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang diberi izin oleh-Nya dalam menjadi manusia yang bermanfaat. Aamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Wednesday, April 26, 2017

Throwback SNMPTN, Jalur Undangan.

Ngga. Ga inget dulu tulisan di webnya kaya gimana.

Dulu keterima di FTMD, pilihan kedua. Itupun milih FTMD cuma karena temen bilang "Ki, pilih FTMD aja, disana ada kaka kelasnya" walau dulu ga ngerti maksudnya apa. Ga ada alasan pilih fakultas karena cita-cita dan semacamnya. Pilih ITB karena cuma tau ITB, ga kenal sama PTN lainnya. Asal ngisi form SNMPTN aja.




Abis itu? Nyantai aja. Tidur-tiduran males-malesan sampai hari-H daftar ulang. Pas perpisahan SMA juga maju ke depan. Rasanya bangga bisa lolos, sombong lebih tepatnya.

Ngeselin ? Emang. Nyari hikmah di cerita di atas ? Gaakan ada, si empunya cerita cuma nyombong doang tuh. Haha.

=========================================================================================

Sampai akhirnya tau kalau ternyata ada siswi seangkatan - berprestasi, banyak temen, disayang guru, pekerja keras, sholehah, yang sama-sama ngedaftar di FTMD.

Dia keterima? Ngga. Beliau mengurungkan niatnya untuk kuliah di ITB dan mendaftar di PTN lain. Trauma katanya. Yang keterima di FTMD cuma bocah sombong males kaya gini.

Merasa bersalah? Iya.


Sejak saat itu bertekad kalau mau "menggantikan" mbaknya kuliah di FTMD.
Mengharumkan nama almamater SMA yang cuma di Bandung coret, mengalahkan alumni SMA-SMA yang 
ketika orang denger langsung geger - banyak lulusannya yang masuk ITB.
Raih prestasi setinggi-tingginya. Ngerti sama pelajaran, bukan cuma dihafal. Ajarin yang dimengerti, ga mendem sendiri.
Cari teman yang banyak, ramah sama semua orang. Jangan ngansos, kuliah jangan kuliah doang.
Kerja keras, jangan kebanyakan tidur, kebanyakan nge-game juga, kebanyakan nge medsos pula.
Jadi anak sholeh, jangan pacaran. Awas sholatnya ketinggalan.



Sekarang, keburu lulus, dengan prestasi mentok segitu. Kadang kebayang, kalau mbaknya yang keterima di FTMD, gimana ya? Malu. Pada akhirnya masih suka males-malesan, masih suka tidur di kelas, masih suka deadliner.

Yang pasti, ini takdir terbaik yang Allah kasih.
Kabar mbaknya bagaimana? katanya sih udah nikah (?). Ga kepo juga.



"Pengen balik lagi kuliah ga? Biar bisa lebih maksimal?"

Yang udah berlalu mah biarkan berlalu. Gaada yang menjamin kalau nanti bakal lebih baik lagi - malah bisa jadi makin parah. Disyukuri saja yang sudah terjadi. Paling tidak dapat pelajaran buat ga asal-asalan dalam bikin pilihan. Walau ternyata masih ngeyel juga.


Wallaahu a'lam bishshawwab.

Sunday, April 2, 2017

Wisuda atau Bagi Raport ?

Bismillaah....
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh !

Hai teman-teman, pernah mendengar kalimat seperti judul di atas? Kalimat yang akhir-akhir ini menjadi agak viral di kalangan perguruan tinggi yang sedang merayakan momen wisuda - tampaknya karena ada massa kampus yang niat banget membawa spanduk seperti di bawah:

Asal muasal meme "Wisuda atau Bagi Raport"

Kalau membawa pendamping wisuda (selanjutnya akan disingkat PW) berarti dibilang wisuda, kalau hanya membawa orangtua dan keluarga dibilang bagi raport :))

Tanggal 1 April 2017 lalu, penulis pun mengalami momen wisuda dari suatu institut teknologi di Bandung, dan status penulis bisa dilihat sesuai gambar berikut:


Eh maaf penulis salah unggah, harusnya foto yang ini :

Pendamping Wisuda Penulis

Jadi, status penulis saat 1 April 2017 lalu adalah "Wisuda" ! Yeay~

PW penulis tidak lain dan tidak bukan adalah wanita tercantik di dunia, tak diragukan kemampuan memasaknya, sabar tiada tara, guru-akuntan-istri-ibu-semuajadisatu ! Wanita yang mendebarkan jiwa, merasuk di sukma, terpanut selamanya (penulis sedang berusaha untuk memuji beliau setinggi-tingginya, tapi apa daya wkwk)

Beliau adalah... Ummi* Nurhayati <3

Ummi beserta anak-anaknya dan suaminya, Abi - datang untuk menemani penulis di hari yang kata orang “today is yours”. Banyak teman-teman penulis yang datang memberi selamat ini itu, foto bersama ini itu, tapi mayoritas dari mereka hanya datang di saat yang berbahagia – bahkan sepertinya hanya sedikit yang terbangun di sepertiga malam untuk mendoakan penulis melewati sulitnya masa-masa sebelum wisuda. 

Ingin rasanya.. penulis mengatakan “today is ours” :’)

Keluarga Penulis

Namun bukan berarti penulis tidak menghargai teman-teman yang lain :’) Kalian da best kok! Memang ada saatnya kita senang bersama, susah sendiri *eh bersama maksudnya. Penulis berterima kasih sebanyak-banyaknya untuk pihak yang memberi hadiah, pihak yang cuma minta foto, pihak yang memberi selamat lewat medsos, pihak yang mendoakan secara diam-diam *eh, dan pihak-pihak lainnya :)

Mungkin di lain kesempatan penulis akan membuat tulisan mengenai teman-teman yang datang saat wisuda penulis. In Syaa Allaah.


======================= HIKMAH ===========================

Okay balik lagi ke masalah wisuda atau bagi raport. Beberapa diantara teman-teman mungkin ada yang protes bahwa “Ah penulis bercanda nih, masa bawa keluarga aja dibilang wisudaan, itumah bagi raport!”

Err gini ya teman-teman... Sekilas meme tersebut memang lucu dan penulis pun sempat mem-viralkan quotes tersebut, hingga beberapa menit kemudian teman penulis bernama teh Feranti membagikan meme tersebut dari sudut pandang yang berbeda, yang membuat penulis tersadar dan langsung merasa bersalah.

Respons teh Feranti yang menusuk raga *bukan promosi OA

Dibalik kelucuannya...... rasanya (secara tidak langsung) merendahkan status orang tua penulis. Teman-teman merasa gitu juga, ngga? Seakan-akan orangtua kita itu... ah gitu weh lah, penulis tak bisa menuliskan kata yang tepat untuk menggambarkan hati yang gundah gulana akibat meme ini. Sontak penulis menghapus postingannya dan bertekad untuk menulis blog tentang hal ini... suatu hari nanti... Dan voila ! Jadilah beberapa kalimat dan cerita di atas.

==================================================================

Oh iya karena penulis pernah mengalami hal yang sama.... Bagi teman-teman penulis yang belum wisuda, penulis hanya bisa memberikan semangat! Memang penulis tidak merasakan penderitaan se-lama kalian, tapi penulis juga pernah kok ditinggal wisuda ehe.

Jika butuh curhat atau apapun, teman-teman bisa meminta tolong kepada Allah – Penulis sih mau-mau saja mendengarkan curhatan dan ingiin sekali membantu teman-teman, tapi apa daya kalau penulis hanyalah makhluq yang tidak bisa melakukan apa-apa...

Iyyaaka na’budu – Hanya kepada-Mu lah kami menyembah
Wa iyyaaka nashta’iin – dan hanya kepada-Mu lah kami meminta pertolongan

Hayo, minimal 17 kali bilang seperti itu loh~ Semangat semangat !

Sebagai penutup... Penulis berharap semoga kedepannya tidak meremehkan status orang tua yang sudah mendidik kita hingga akhirnya menjadi pribadi yang seperti ini.. Walau tentu masih banyaak sekali kekurangan yang dimiliki, tapi itu munculnya dari diri penulis :’) Terima kasih ya Allaah, Engkau telah melahirkan dan mendidikku melalui keluarga yang saat ini kumiliki. Ampunilah kesalahanku dan kesalahan kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil.

Terima kasih buat teman-teman yang masih stay tune sama penulis yang ceritanya ga jelas seperti ini :’) Tepuk tangan untuk kalian semua!

Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh

*Ummi (Bahasa Arab) berarti Ibuku dalam bahasa Indonesia, Abi berarti Ayahku. Ummi - Abi adalah panggilan yang dipakai penulis kepada Ayah dan Ibu penulis.

Wednesday, March 15, 2017

7 Days Qur'an Challenge

Bismillaah..
Assalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh!

Halo teman-teman :D Beberapa waktu yang lalu, penulis memperhatikan banyak orang yang mem-post satu-dua ayat Qur'an di timeline Instagram. Setelah diperhatikan lebih lanjut, ternyata mereka mendapat tantangan berupa #7daysquranchallenge

Ngapain sih, challenge nya? Yang pasti tidak menyebabkan kematian seperti sk*pchallenge yang akhir-akhir ini juga beredar di anak-anak muda sekarang (sedih). Penulis merasa bahwa ini tantangan positif yang membuat orang-orang yang ditantang menjadi lebih dekat dengan Al-Qur'an. 

Challenge ini mengharuskan orang yang di-tag untuk mempost ayat-ayat Al-Qur'an selama 7 hari, dan men-tag seseorang pada setiap post untuk melakukan hal yang sama.


Awalnya penulis agak malu untuk inisiatif post sendiri ikutan challenge ini, tapi da penulis mah' apa atuh :"(
Namun akhirnya penulis (berhasil membuat dirinya) di-tag oleh kang Shidiq di postnya pada hari ke-2. Yah, mau gamau (aslinya sih mau) akhirnya penulis ikut #7daysquranchallenge (yeay >_< )


Sebelum memasuki post-post ayat Al-Qur'an yang akan dibuat, penulis ingin mengingatkan bahwa penulis sendiri masih tidak pantas untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an sendiri dan sekenanya. Alangkah sangat jauh lebih baik pisan banget jika teman-teman mencari tafsir aslinya misal pada tafsir Ibnu Katsir atau ikut pengajian yang membahas tafsir Al-Qur'an.... Sip ya? Mantap!

Sebagai gambaran, penulis In Syaa Allaah akan mem-post 7 ayat berikut (lafadz basmalah di awal surat tidak dihitung) :

1. Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 1,
2. Al-Qur'an surat Al-Muddatstsir ayat 3,
3. Al-Qur'an surat Ali-Imran ayat 200,
4. Al-Qur'an surat Al-Muthaffifin ayat 1-3,
5. Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6,
6. Al-Qur'an surat Yusuf, dan
7. Al-Qur'an surat Al-Qamar ayat 17.

Yah, spoiler dong ? Haha ya bisa jadi, suka-suka penulis lah mau membocorkan atau ngga -_- 
(Ssst, sebenarnya ini ditulis biar penulis tidak lupa mau menulis ayat yang mana saja, maklum.. penulis pikun :'D )

Sepertinya asik juga kalau blog ini diisi juga dengan ayat-ayat Al-Qur'an - dan memang pada beberapa tulisan yang telah dibuat, penulis mencoba mengaitkannya dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits yang terasa cocok(logi) bagi penulis. Semoga kedepannya usaha penulis untuk menulis berbagai hikmah yang didapat dari Al-Qur'an dan Al-Hadits tidak berhenti sampai disini saja, aamiin.

Sebagai penutup, ada pesan dari penulis : kalau mau ikutan  #7daysquranchallenge , langsung aja post ! Gausah nunggu di-tag sesorang :'D Atau kalau mau, bilang aja di-tag sama penulis di @rfathulazhar.. Ga bohong kok, 'kan penulis yang ngajak teman-teman semua :3

Semoga teman-teman yang lain juga ikut #7daysquranchallenge ini, dan kita semua ikut menyebarkan kebenaran - walau cuma satu ayat~

Wassalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh~

Monday, March 6, 2017

Kapan Wisuda ?

Bismillaah...
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh!

Hai kawan-kawan~ Penulis kembali lagi menulis blognya yang sudah lumayan usang hehe. Tulisan ini di dedikasikan terhadap orang-orang yang kepo terhadap status kemahasiswaan penulis. Karena diterpa satu-dua cobaan dan ujian, penulis mencoba mentransfer energi negatifnya menjadi tulisan yang siapa tau bermanfaat dan memberi hikmah kepada kawan-kawan pembaca semua :')

Pertama-tama, penulis ingin memberitahukan bagi kawan-kawan luar ITB, bahwa "jatah" yang disediakan kampus gajah untuk berkuliah adalah maksimal 6 tahun, dengan tingkat kelulusan rata-rata FTMD (fakultas penulis) adalah 5 tahun.

Tentu tetap saja ada yang lulus 3,5 tahun dengan kegiatan kampus yang aktif dimana-mana dan softskill yang mumpuni - ah, terpanut di qalbu*, lah! Namun, itu tidak menjadikan alasan untuk membanding-bandingkan seseorang berdasarkan tahun kelulusannya.

=======================================================================

"Lulus kapan?" Pertanyaan yang acapkali diajukan kepada penulis ketika bertemu dengan seseorang yang merasa dirinya peduli. Penulis dapat mengenali kok, mana yang peduli dan mana yang basa-basi :3 Bukan indra keenam, tapi kalau kata orang itu punya sense perasa tersendiri. Orang yang peduli itu orang yang mengetahui seluk-beluk, naik-turun, dan tajamnya pertugasan penulis, bukan orang yang seenaknya nanya pertanyaan sakral tersebut tanpa memikirkan kondisi penulis.

Penulis pernah membaca komik Bencana Lisan karya Vbi_djenggotten dari teman saya (maaf ga' modal) tentang suatu kisah :
Sebut saja A yang secara asal menanyakan "Kapan nikah ?" kepada B, tanpa memikirkan latar belakang si B. Ternyata B sudah mencoba melamar banyak akhawat namun belum takdirnya untuk menikah. Nah loh, A bisanya nanya doang nih, si B kan jadi teringat masa lalunya heuh.

Daripada menanyakan hal yang berpotensi menyakitkan hati yang ditanya, lebih baik membantunya menyelesaikan masalahnya. Pada cerita tersebut juga disampaikan bahwa akhirnya ada si C yang tidak hanya menanyakan "kapan nikah" tapi juga membantu mengenalkan B pada temannya yang mau menikah juga. Happy ending, deh!

Kasus yang demikian, penulis banyak mengalaminya. Ketika dinasihati sedemikian rupa, alasannya : "Biar dido'akan".... Penulis berbaik sangka saja kalau sang penanya benar-benar mendo'akan penulis. Jangan lupa do'akan penulis saat hujan dan di sepertiga malam ya, jangan cuma pas dinasihatin aja :P

Kalimat tadi adalah nasihat buat penulis agar tidak asal nanya - jika kawan-kawan merasa tersentil dan tersadarkan, itu pasti hidayah dari Allah subhanahu wa ta'ala :) Teruntuk kawan-kawan yang suka ditanya seperti penulis, baiknya berbaik sangka juga dan berterima kasih kepada penanya karena sudah memikirkan kawan-kawan :)

========================================================================

Jadi, lulus kapan? Penulis In Syaa Allaah akan lulus saat wisuda nanti, HAHAHAHAHAH (thank you, Mr. Obvious)
Pada suatu waktu nanti, Allah azza wa jalla telah menuliskan takdir terindah untuk penulis di Lauh Mahfuz. Penulis sekarang hanya perlu berusaha sekeras mungkin, berlepas diri kepada-Nya selepas-lepasnya, dan selalu bersyukur dan berprasangka baik atas pilihan takdir-Nya. Ikhtiar-tawakkal kalau kata kawan-kawan penulis.

"Penulis kan, mapres.. ko bisa belum lulus?" kemapresan penulis hanya hoax yang harus segera dihentikan, dan status mapres seseorang bukan penentu waktu kelulusan

"Penulis kan, cumlaude.. ko bisa belum lulus?" sama aja say, status cumlaude bukan penentu waktu kelulusan seseorang. Bagi penulis, cumlaude atau tidak cumlaude hanya dibedakan dari dapat-boneka-dan-flashdisk-dan-update-status-bijak-dan-panggilan-tambahan-saat-wisuda, nothing more.

Semua punya timeline nya masing-masing. Ada yang lulus cepat, ada yang ga lulus-lulus. Ada yang nikah cepet, ada yang ga nikah-nikah. Ada yang mati cepet, ada yang ga mati-mati (iya kamu, kenapa ga mati-mati sih - canda :P). Semua ada waktunya, tak ada kata terlambat, tak ada kata terlalu cepat, Kita tidak berlomba dengan orang lain, kita berlomba dengan diri kita yang kemarin. Sungguh merugi, orang yang dirinya pada hari ini sama dengan dirinya yang kemarin.

========================================================================

Banyak hikmah yang penulis dapat dari ditundanya kelulusan penulis.

Penulis jadi dapat bertemu dengan berbagai macam orang dengan berbagai latar belakang dan problematika hidup. Membuat penulis sering tertonjok dan merasa kurang bersyukur atas segala yang dihadapi oleh penulis. Bertemu dan dekat dengan seseorang yang punya penyakit parah, dengan seseorang yang broken home, dengan seseorang yang akademiknya terancam, yang bingung bagaimana caranya je Jepang pun ada ^^v

Penulis jadi sadar kalau penulis masih belum sabar, masih banyak update status galau dimana-mana dan banyak curhat kemana-mana. How shameful you are! Masih sering moody dan nyebarin badmood nya kemana-mana.

Penulis juga ditegur langsung oleh Allah subhanahu wa ta'ala :') Akhir-akhir ini sering dapat surat At-Talaq (surat ke 65), yang potongan ayatnya berbunyi :

"... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (ayat 2)"

"... Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (ayat 3)"

"... Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (ayat 4)"

"... dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya (ayat 5)"

dan yang paling kena,
"... Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan (ayat 7)"

Walau secara teori tau, penulis jarang menerapkannya di dunia nyata. Penulis tahu kalau begini dan begitu, dan harusnya begini dan begitu. Seringkali nasihat dan semangat teman hanya di "ya iyalah itumah common sense". Maafkan penulis kawan-kawan, tolong maafkan.

========================================================================

Sebenarnya, masih banyak yang ingin penulis sampaikan.. namun, entah mengapa rasanya tulisan dalam satu judul ini sudah terlalu banyak ><
Jika Allah mengizinkan, maka penulis akan membuat bagian dua dari -telatnya kelulusan penulis- 

Bahkan dalam telatnya kelulusan yang sekarang pun, penulis sebenarnya yakin bahwa Allah punya rencana dan hikmah hikmah lain untuk penulis. Namun penulis belum menemukan cara yang pas untuk mengekspresikannya lewat status-status media sosial hehe

Sekian dulu dari penulis, semoga kawan-kawan yang sedang berjuang menyelesaikan kuliahnya diberi kekuatan lebih oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk menyelesaikan amanahnya, dan tidak cepat berputus asa seperti penulis :'))

Penulis mohon maaf apabila ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Kesamaan peristiwa pada cerita diatas disebabkan oleh kesengajaan penulis :P

Semoga kawan-kawan mendapatkan hikmahnya masing-masing, dan mendapatkan sudut pandang yang lain dari sisi penulis !

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

*terpanut di qalbu = ekspresi penulis untuk mengungkapkan rasa kagumnya terhadap orang yang terbaik dan panutan di jiwa

Setatus Galaw Penulis

Bismillaah....
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh!

Buat kawan-kawan yang secara tidak sengaja menemukan postingan ini.... Ini cuma reminder untuk penulis bahwa penulis itu konyol banget saat galau. Dan harapannya sih, membuat penulis sadar diri dan mengurangi tingkat kegalauannya hehe

Bagian 1 : Galau karena tugas akhir





Saturday, February 11, 2017

Simulasi Take-Off dan Landing Pesawat Amfibi WHALE Menggunakan MATLAB/Simulink : BAB I Muqaddimah

Bismillaah... Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh~

Pada kesempatan kali ini, penulis hendak berbagi derita *eh salah - berbagi ilmu, lebih spesifiknya mengenai tugas akhir yang dikerjakan selama setahun lebih.

Dengan dibimbing oleh dua dosen, dosbing pertama adalah Bapak Prof. Dr. Hari Muhammad. Beliau adalah Dekan FTMD ITB yang dibalik kesibukannya masih sempat membina penulis menyelesaikan tugas akhirnya. Dosbing kedua adalah Bapak Singgi Prabowo M.T. , jika mahasiswa AE ITB tidak kenal beliau, wajar saja karena beliau adalah dosen POLBAN. 

Banyak hikmah yang dapat diceritakan dari TA ini tapi itumah diceritain lain kali aja ya hehe.
=======================================================================
LATAR BELAKANG
Ngapain sih penulis harus ngerjain TA dengan topik ini? Biar lulus sih ya jelas haha. Jadi, begini... menurut Dewan Ketahanan RI [1], Indonesia itu merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau yang terdaftar di PBB sebanyak 13.487 (2010) - dan hanya sekitar 4.891 pulau yang sudah diberi nama. 


Untuk mendukung pembangunan yang merata di seluruh Indonesia, diperlukan pesawat yang mampu melakukan operasi pada daerah-daerah terpencil. Pesawat amfibi merupakan salah satu solusi yang ditawarkan oleh para aerospace engineer dalam memecahkan masalah pembangunan Indonesia.

Apa itu pesawat amfibi ?
Pesawat amfibi adalah suatu pesawat yang dapat melakukan take-off dan landing di darat dan di air. Karena kemampuan ini, pesawat amfibi memiliki desain dan perhitungan yang lebih kompleks dibandingkan pesawat biasa.


Pada Agustus 2015 (sudah hampir dua tahun) lalu, mata kuliah Desain Pesawat Udara (DPU) memberi tugas untuk membuat preliminary design pesawat amfibi dengan berbagai konfigurasi. Pada akhir kuliah, terciptalah pesawat amfibi “WHALE” berkapasitas 4 penumpang hasil desain mata kuliah DPU kelompok Yahuuut. Kelompok ini berisikan 4 orang juga yakni penulis, Ryo, Irvan, dan Ikhsan.

Kiri ke kanan : Ryo, Irvan, Ikhsan, dan anak ilang

Preliminary design pesawat "WHALE"

Pada akhir mata kuliah DPU, perhitungan aspek hidrodinamika pada pesawat belum dilakukan dikarenakan waktu dan ilmu yang tidak cukup. Padahal, aspek ini sangat penting loh, pesawat amfibi kan harus bisa beroperasi di air.

Maka dari itu, penulis melakukan penelitian ini dan akan membahas perhitungan aspek hidrodinamika pesawat. Hasil perhitungan tersebut akan disimulasikan pada software MATLAB/Simulink agar diketahui karakteristik pesawat saat melakukan take-off dan landing di air. Karakteristik dan prestasi pesawat nantinya akan dibuat dalam bentuk simulasi dan juga dalam bentuk virtual reality.


Simulasi pesawat WHALE dalam Virtual Reality

Virtual Reality ini bertujuan untuk menampilkan hasil simulasi dalam bentuk yang lebih awam agar masyarakat umum lebih mudah untuk melihat simulasi tersebut.

=======================================================================
Tertarik ? Mangga datang ke seminar penulis (promosi hehe) pada :


Tanggal : 16 Februari 2017 
Tempat : Gedung FTMD, Ruang Seminar AE lantai 4 
Pukul : 15.00 WIB s.d selesai (biasanya mah 1 jam)

Gaada konsumsi euy hampura (translate: maaf), dan bukan mau sok-sokan ngajarin ini mah, tapi pure karena syarat kelulusan aja makanya ngadain seminar huehue.

Sekian dulu dari penulis, semoga teman-teman yang sedang berjuang menyelesaikan kuliahnya diberi kekuatan lebih oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk menyelesaikan Tugas Akhir/skripsinya :))
Do'akan penulis juga bisa melakukan seminar ini dengan lancar, dan dilanjut dengan sidang, lalu wisuda, laluuuu hehe.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

[1] Hargo, Dody Usodo. "Jumlah Pulau di Indonesia"

Tuesday, January 10, 2017

Ada Hamdalah di Setiap Musibah

Bismillaah... Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh~

Halo teman-temanku yang kucinta~ Yang setiap hari berusaha menjadi lebih baik dari dirinya yang kemarin, yang selalu berusaha menjadi manusia yang bermanfaat di bumi ini, yang ingin bertemu suri tauladan kita, Rasulullaah -shalawat dan salam semoga tercurahkan kepadanya-

Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala teman-teman! Apa? Ga dapet kelas favorit? ketiduran pas perang ol akademik? Dapet dosen ampas? IP semester ini turun jadi 3.9 ? Ga lulus-lulus? Ga punya uang? Putus dari pacar? Wahh yang gini ini nih. Kebetulan sekali penulis mau cerita pengalaman tadi siang saat penulis akan bimbingan bersama dosbing 2 di Polban. (Ko Polban ? Sst panjang itu dijelasinnya, nanti In Syaa Allaah ditulis ko per-TA-an penulis seperti apa)

Kembali lagi ke cerita pengalaman penulis. Karena jauh dari rumah, eh kosan kampus, penulis meminjam motor temannya. Semua berjalan baik-baik saja, hingga setelah melewati gerbang bawah, beberapa puluh meter dari kampus Polban... terdengar suara aneh “cklek, grtgrtgrt” (bukaan, ini mah bukan cerita horor pocong ngesot). Motor yang dipinjam penulis tiba-tiba berhenti. Tidak ada perlambatan, langsung berhenti seketika, walaupun mesin motor masih menyala. 

Penulis pun turun dari motornya dan memeriksa keadaan sekitar. Gasp! (alay). Ternyata rantai motornya tersangkut di roda belakang (kebayang ngga? Kalau ngga, nih fotonya)


Karena merupakan seorang pengendara sepeda, spontan saja penulis mencoba menarik rantai dengan kedua tangannya. Apa daya bukanlah sepeda, rantai motor tetap tersangkut meskipun oli membuat kedua tangan penulis menjadi mawut. Mencoba mencari alat-alat di bagasi motor – ada satu-dua obeng dan kunci inggris! Alhamdulillaah... penulis pun mencoba bagaimana caranya agar rantai tidak tersangkut lagi.

Biasa aja sih, ga penuh-penuh amat. Dasar penulis lebay.

Hasilnya tetap nihil. Meskipun tangan penuh oli, penulis mencoba mengabari sang pemilik motor, sekaligus mengabari dosen pembimbing bahwa penulis mengalami beberapa persoalan sehingga tidak dapat datang tepat waktu. Alhamdulillaah.. Beliau mengerti dan mengizinkan saya datang telat.

Celingak-celinguk melihat sekitar, penulis mencoba mencari bala bantuan. Alhamdulillaah... ternyata ada bengkel beberapa meter dari situ.

Langsung shikat dengan bahasa Sunda, rantainya bisa dikeluarin sih, tapi bengkok banget sampai tukang bengkelnya mengeluarkan fatwa : “inimah harus beli lagi A, udah bengkok pisan”* “Ah sawios we A meser deui mah, eta emang tos bengkok kitu” balas penulis. Tapi si tukang bengkelnya tidak patah semangat – dipanggil seniornya yang mungkin ahli meluruskan yang bengkok –  sehingga beberapa menit berlalu, rantainya hampir seperti baru! Yah, walaupun tidak bisa 100% kembali ke kondisi semula karena sifat material rantainya seperti itu. Alhamdulillaah... motornya masih bisa dibetulkan.

Untung rantainya nyangkut dibelakang motor, kalau nyangkutnya di bagian depan bisa-bisa kena mesin – kebelah –harus dilas kalau ngga diganti – wah lebih repot lagi itu :(

Alhamdulillah pas rantainya nyangkut, kecepatan motor saat itu lagi lambat.

Alhamdulillaah pas rantainya nyangkut, jalanan lagi sepi dan gaada kendaran yang nyeruduk dari belakang.

Kehilangan beberapa rupiah saat itu masih belum apa-apa dibandingkan kehilangan nyawa. Atau mungkin kehilangan anggota badan ? Sambil nantinya dirawat di rumah sakit dan mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan biaya perbaikan motor di bengkel. Sungguh ternyata Allah itu sayaang banget sama kita, namun ternyata kita (khususnya penulis) masih sering melupakan nikmat yang Dia berikan. Mulai dari nikmat Iman, nikmat Islam, nikmat sehat, nikmat waktu luang, bahkan nikmat untuk mengingat nikmat (bingung ga? hayoloh).

Setelah sampai di Polban, ternyata Bapaknya masih sibuk ini itu sampai beberapa jam kemudian :'D
Kesal? Engga. Alhamdulillaah, dikasih kesempatan waktu luang buat nulis draft kisah ini. Biasanya kalau penulis ngga mulai nulis draft, jadinya suka wacana, hehe.

Cari hikmah di setiap kesulitan yang kita temui. Harap sabar, ini ujian. Ini ujian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala :3

Jika kita tidak menemukan hikmahnya, maka percayalah bahwa Allah menyediakan kemudahan setelah kesulitan yang teman-teman alami. Jika teman-teman yakin dengan pasti bahwa gravitasi itu ada, masa' ngga percaya dengan janji Allah yang diucapkan dua kali berturut-turut ?

"Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan." QS Al-Insyirah ayat 5-6

Al-Qur'an yang tidak ada keraguan didalamnya - tercantum "sesungguhnya", kemudian ditulis dua kali! Combo extra auto terharu! :')

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih buat teman-teman. Alhamdulillaah ada yang mau baca pengalaman penulis yang biasa-biasa aja. Penulis hanya ingin membuat reminder buat penulis sendiri kok, Kalau misal teman-teman ikut dapat remindernya ya Alhamdulillaah... :)
Semoga kita menjadi people of "Alhamdulillaah", ada video bagus juga dari ustadz favorit penulis, Nouman Ali Khan - disini - mangga ditonton. 

Wa billaahi taufiq wal hidayah, 
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh~