Tuesday, January 10, 2017

Ada Hamdalah di Setiap Musibah

Bismillaah... Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh~

Halo teman-temanku yang kucinta~ Yang setiap hari berusaha menjadi lebih baik dari dirinya yang kemarin, yang selalu berusaha menjadi manusia yang bermanfaat di bumi ini, yang ingin bertemu suri tauladan kita, Rasulullaah -shalawat dan salam semoga tercurahkan kepadanya-

Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala teman-teman! Apa? Ga dapet kelas favorit? ketiduran pas perang ol akademik? Dapet dosen ampas? IP semester ini turun jadi 3.9 ? Ga lulus-lulus? Ga punya uang? Putus dari pacar? Wahh yang gini ini nih. Kebetulan sekali penulis mau cerita pengalaman tadi siang saat penulis akan bimbingan bersama dosbing 2 di Polban. (Ko Polban ? Sst panjang itu dijelasinnya, nanti In Syaa Allaah ditulis ko per-TA-an penulis seperti apa)

Kembali lagi ke cerita pengalaman penulis. Karena jauh dari rumah, eh kosan kampus, penulis meminjam motor temannya. Semua berjalan baik-baik saja, hingga setelah melewati gerbang bawah, beberapa puluh meter dari kampus Polban... terdengar suara aneh “cklek, grtgrtgrt” (bukaan, ini mah bukan cerita horor pocong ngesot). Motor yang dipinjam penulis tiba-tiba berhenti. Tidak ada perlambatan, langsung berhenti seketika, walaupun mesin motor masih menyala. 

Penulis pun turun dari motornya dan memeriksa keadaan sekitar. Gasp! (alay). Ternyata rantai motornya tersangkut di roda belakang (kebayang ngga? Kalau ngga, nih fotonya)


Karena merupakan seorang pengendara sepeda, spontan saja penulis mencoba menarik rantai dengan kedua tangannya. Apa daya bukanlah sepeda, rantai motor tetap tersangkut meskipun oli membuat kedua tangan penulis menjadi mawut. Mencoba mencari alat-alat di bagasi motor – ada satu-dua obeng dan kunci inggris! Alhamdulillaah... penulis pun mencoba bagaimana caranya agar rantai tidak tersangkut lagi.

Biasa aja sih, ga penuh-penuh amat. Dasar penulis lebay.

Hasilnya tetap nihil. Meskipun tangan penuh oli, penulis mencoba mengabari sang pemilik motor, sekaligus mengabari dosen pembimbing bahwa penulis mengalami beberapa persoalan sehingga tidak dapat datang tepat waktu. Alhamdulillaah.. Beliau mengerti dan mengizinkan saya datang telat.

Celingak-celinguk melihat sekitar, penulis mencoba mencari bala bantuan. Alhamdulillaah... ternyata ada bengkel beberapa meter dari situ.

Langsung shikat dengan bahasa Sunda, rantainya bisa dikeluarin sih, tapi bengkok banget sampai tukang bengkelnya mengeluarkan fatwa : “inimah harus beli lagi A, udah bengkok pisan”* “Ah sawios we A meser deui mah, eta emang tos bengkok kitu” balas penulis. Tapi si tukang bengkelnya tidak patah semangat – dipanggil seniornya yang mungkin ahli meluruskan yang bengkok –  sehingga beberapa menit berlalu, rantainya hampir seperti baru! Yah, walaupun tidak bisa 100% kembali ke kondisi semula karena sifat material rantainya seperti itu. Alhamdulillaah... motornya masih bisa dibetulkan.

Untung rantainya nyangkut dibelakang motor, kalau nyangkutnya di bagian depan bisa-bisa kena mesin – kebelah –harus dilas kalau ngga diganti – wah lebih repot lagi itu :(

Alhamdulillah pas rantainya nyangkut, kecepatan motor saat itu lagi lambat.

Alhamdulillaah pas rantainya nyangkut, jalanan lagi sepi dan gaada kendaran yang nyeruduk dari belakang.

Kehilangan beberapa rupiah saat itu masih belum apa-apa dibandingkan kehilangan nyawa. Atau mungkin kehilangan anggota badan ? Sambil nantinya dirawat di rumah sakit dan mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan biaya perbaikan motor di bengkel. Sungguh ternyata Allah itu sayaang banget sama kita, namun ternyata kita (khususnya penulis) masih sering melupakan nikmat yang Dia berikan. Mulai dari nikmat Iman, nikmat Islam, nikmat sehat, nikmat waktu luang, bahkan nikmat untuk mengingat nikmat (bingung ga? hayoloh).

Setelah sampai di Polban, ternyata Bapaknya masih sibuk ini itu sampai beberapa jam kemudian :'D
Kesal? Engga. Alhamdulillaah, dikasih kesempatan waktu luang buat nulis draft kisah ini. Biasanya kalau penulis ngga mulai nulis draft, jadinya suka wacana, hehe.

Cari hikmah di setiap kesulitan yang kita temui. Harap sabar, ini ujian. Ini ujian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala :3

Jika kita tidak menemukan hikmahnya, maka percayalah bahwa Allah menyediakan kemudahan setelah kesulitan yang teman-teman alami. Jika teman-teman yakin dengan pasti bahwa gravitasi itu ada, masa' ngga percaya dengan janji Allah yang diucapkan dua kali berturut-turut ?

"Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan." QS Al-Insyirah ayat 5-6

Al-Qur'an yang tidak ada keraguan didalamnya - tercantum "sesungguhnya", kemudian ditulis dua kali! Combo extra auto terharu! :')

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih buat teman-teman. Alhamdulillaah ada yang mau baca pengalaman penulis yang biasa-biasa aja. Penulis hanya ingin membuat reminder buat penulis sendiri kok, Kalau misal teman-teman ikut dapat remindernya ya Alhamdulillaah... :)
Semoga kita menjadi people of "Alhamdulillaah", ada video bagus juga dari ustadz favorit penulis, Nouman Ali Khan - disini - mangga ditonton. 

Wa billaahi taufiq wal hidayah, 
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh~