Tuesday, May 7, 2019

Alasan apa lagi yang ku gunakan untuk menghindari Ramadhan?


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh!

Yak, sudah hampir lebih dari setahun, penulis tidak menyentuh blog ini lagi (sedih). Pun dari kualitas diri, penulis rasa sudah turun sangat drastis, sehingga ke PD-an penulis dalam berbagi hikmah pun berkurang... Semoga ini bisa jadi titik balik dari penulis.

========================================================================

Penulis sangat ingat bahwa ramadhan tahun lalu adalah termasuk ramadhan paling buruk sepanjang hidup penulis.
Mengapa bisa begitu? Penulis curhat sedikit ya, sambil banyak alasan agar bisa ngeles hehe

Pertama, penulis baru saja mengundurkan diri dari BMKA Salman ITB. Disamping sudah genap satu tahun bekerja disana, penulis juga diminta orangtua untuk mengambil pekerjaan yang sesuai dengan jurusan penulis. Tahukah teman-teman? Pemikiran penulis saat itu sering bertentangan dengan orangtua, termasuk dalam hal pekerjaan ini, hehe.

Namun alhamdulillaah penulis langsung mendapatkan kesempatan untuk magang di PT GTSI (penulis melamar secara non-formal). Namun magang ini belum memenuhi kebutuhan penulis secara finansial, mengingat saat itu perusahaan belum punya pemasukan reguler dan belum ada proyek.

Kondisi penulis yang tanpa pendapatan, dan pertengkaran dengan orangtua inilah yang menyebabkan penulis memasuki fase stress, sering depresi. Salahnya penulis saat itu adalah tidak menghibur diri dengan hal-hal rohaniah, tapi malah menenggelamkan diri dalam dunia media sosial dan game.

Kedua - Kondisi finansial penulis yang sulit saat itu menyebabkan penulis memutuskan untuk pulang-pergi dari rumah ke kantor (Kopo-Sarikaso) naik motor. Hal ini menjadi pilihan penulis karena saat itu juga berbarengan dengan adik penulis yang juga pulang-pergi dari rumah ke UPI.

Perjalanan yang menyita waktu paling cepat satu jam (kalau jam pulang normal), tidak penulis gunakan dengan baik. Penulis banyak mendengarkan lagu dan main HP. Saat penulis membonceng, harusnya penulis bisa sambil murajaah. Saat penulis bonceng dengan adik, harusnya penulis bisa sambil tilawah.

Saat pulang dari kantor pun, badan sudah tanggung lelah sehingga cukup sulit untuk mencapai target ramadhan yang biasanya mudah saat ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

Ketiga - Penulis saat itu sedang galau tentang pernikahan, yang juga banyak bertengkar dengan orangtua tentang itu. Ya pendapatan saja belum jelas, masa' mau menghidupi anak orang? Penulis bertambah stress, akibat galau pernikahan dan godaan seorang jomblo (serius) semakin besar.

========================================================================


Kini, Allah subhanahu wa ta'ala masih memberikan hamba-Nya untuk menemui ramadhan lagi. Alhamdulillaah kini penulis sudah tidak bertengkar dengan orangtua, sudah memiliki penghasilan sendiri, kantor dengan rumah tinggal menyeberang (serius wkwk), dan juga sudah ada yang memasak untuk sahur dan berbuka.

Namun sedihnya, sudah memasuki hari ke-3 ramadhan tapi diri ini masih belum terbakar juga semangatnya untuk meningkatkan ibadah dan capaian harian. Padahal, ada istri yang harus dibimbing untuk menjadikan ramadhan ini ramadhan terbaik. Kenapa?

Kiranya, penulis tidak meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak berguna dan receh . Kiranya, penulis punya banyak bercak hitam dari dosa-dosa penulis yang belum dibersihkan. Kiranya, penulis tidak mengisi energi dengan amalan sunnah yang kecil namun berdampak besar.

Kiranya, penulis tidak memprioritaskan bulan Ramadhan, dan mencari-cari alasan sehingga apapun keadaannya, Ramadhan seperti bulan-bulan lainnya. Mungkin, penulis sudah tidak menginginkan Surga sebagai tujuan akhir, dan lebih memprioritaskan pekerjaan dan uang untuk waktu-waktunya. Astagfirullaahal 'adziim, na'udzubillaahi min dzaalik.

Penulis meminta tolong kepada teman-teman yang membaca tulisan ini, do'akan penulis agar diberikan kekuatan untuk menjadikan Ramadhan kali ini menjadi bulan perubahan, sehingga bulan berikutnya penulis bisa lebih baik lagi, kembali menjadi penulis yang rajin menulis di blog, berbagi hikmah, dan mengejar ridho Allah semata.

Jika teman-teman punya kondisi yang mirip dengan penulis, mungkin bisa bagi-bagi pengalamannya kok, mungkin bisa komentar disini atau japri penulis di kontaknya, heheh.

Sekian untuk tulisan kali ini,
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh


No comments:

Post a Comment