Saturday, March 21, 2015

Tentang Prasangka

Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh~

Selamat malam wan-kawan! Kamu pernah ngga, punya pikiran-pikiran dibawah ini? Atau jangan jangan pernah kamu ucapin langsung ke orangnya ?

"Belajar mulu, ambis lu ! Bantuin gue dong ngerjain urusan organisasi ini itu !"
"Orang itu kerjaannya organisasi mulu, amanah orangtuanya ga dikerjain apa ?"
"Pemerintah ga becus, gabisa ngurusin rakyat !"
"IP gede mah gausah belajar. Nyantai-nyantai aja juga udah dapet A.."
"Katanya mahasiswa, mana aksinya ?!"
"Dicancel mulu, maneh serius ga sih ?"
"Ngasih taunya ko telat ? dari kemarin ngapain aja ?"

Wahwah, itu kayanya berburuk sangka deh. Sebelum kamu berburuk sangka seperti itu, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan nih.

"Apakah kamu sudah mengetahui dengan betul, kondisi orang yang kalian sangka ?"

Maksudnya begini, apa kamu udah tau seluk beluk kehidupan dia sehari-hari ? Sudahkah kamu mengikutinya seharian penuh, dan melihat kegiatan apa saja yang dia lakukan ?

Apa kamu udah tau masa lalunya, yang mungkin berpengaruh pada semua perilaku dia saat ini ? Apa kamu udah tau, apa saja hal yang ia korbankan untuk melakukan segala sesuatunya ? Apa kamu udah kenal baik kepribadiannya ? Apa kamu tau, bahwa ilmu yang ia dapat selama hidup ini tidak sama dengan ilmu yang kamu dapat ? Apa kamu tau, bahwa dia sudah 100 kali merevisi planning hidupnya, demi melayani omelan kamu ? Apa kalian tau, sudah berapa lama dia menahan dan memendam perasaannya ?

Sudahkah kamu tau, berapa janji dan acara yang mungkin telah ia batalkan demi bertemu denganmu, walau akhirnya tetap telat ? Sudahkah kamu tau, tentang apa yang ia pikirkan, yang mungkin tidak akan terlintas di pikiran kamu ? Sudahkah kalian tau, penyakit dalam yang mungkin diderita oleh temanmu - yang tidak mau ia ceritakan pada siapapun ? Sudahkah kamu tau, kondisi orangtuanya ? Sudahkah tau berapa kali teman kamu melewatkan waktu makan dan waktu istirahatnya ? Sudahkah kamu berinisiatif untuk menanyakan keadaannya, dan menawarkan segala jenis bantuan yang bisa teman-teman beri ?

Sudahkah kita tahu ? Sudahkah kita kenal ? Sudahkah kita bantu ? Seringkali kita merasa sombong, meremehkan pekerjaan orang lain, karena menganggap pekerjaan kita jauh lebih penting daripada pekerjaan orang lain. Seringkali kita merasa sombong, karena merasa telah menjadi orang yang paling peka terhadap suatu masalah dibandingkan orang lain.

Hayoloh, jadi gimana dong? Apa yang sebaiknya kita lakukan? 

Daripada kita berprasangka buruk karena tidak ada yang bantu urusan kita, lebih baik kita menolong saudara kita yang membutuhkan. Karena mungkin - kesusahan yang kita alami saat ini - disebabkan karena kita kurang memudahkan urusan saudara kita.

“Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta’ala akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat.” (HR.Muslim)

Dulu, tulisan ini adalah curahan hati dari apa yang saya alami hahaha. Sekarang... ya jadi nasihat tersendiri. Turunkanlah egomu, maklumilah orang lain. Sering-seringlah bertabayyun dengan orang yang kita prasangkai - kalau istilah gaulnya, cross-check. Rasanya tidak pantas apabila kita berprasangka buruk kepada orang yang tidak kita kenal dengan baik, terlepas apapun aktivitasnya saat ini, masa lalunya, dan pikirannya saat ini..

“Carilah 1000 alasan untuk tidak berprasangka buruk terhadap saudaramu.” – lupa siapa yang bilang, haha

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu mencari-cari kesalahan dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.” (QS Al-Hujurat  12)

Akhir kata, semoga kita dimudahkan oleh Allah dalam berprasangka baik setiap saat. Komentar, saran, dan masukkan sangat saya harapkan dari kamu untuk membuat tulisan yang lebih baik kedepannya :)

Wallaahu a'lam, Allah yang lebih tahu~
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

Saturday, March 14, 2015

Sebuah Tulisan Tentang Berbaik Sangka


Bismillaah,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

Hai teman-teman :)

Penulis sudah lama tidak menulis disini, dan masih mengumpulkan inspirasi... untuk pengisi sementara,  kali ini penulis akan membagikan sebuah tulisan lama, yang dibuat pada tanggal 14 Maret 2015 yang lalu. (Oleh karena itu penulis menempatkan post ini di tahun 2015 sesuai dengan tanggalnya)

Sebuah hal yang jarang kita lakukan, karena manusia sangat mudah menilai seseorang. Maka

BERBAIK SANGKALAH SAUDARAKU

(1) Kita tidak bisa membaca hati manusia, apalagi hanya dari dunia maya.
(2) Belum tentu orang yang menuliskan rutinitas amalnya adalah riya’. Bisa jadi ia berniat menyemangati kawannya.
(3) Belum tentu orang yang mengabarkan rizqi yang diterimanya adalah berbangga-banggaan dengan harta. Bisa jadi, ia ingin menyiarkan syukur atas karunia-Nya.
(4) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(5) Mereka yang menuliskan pengalamannya di sosial media, belum tentu ingin menjadi selebritis dunia maya. Bisa jadi ada inspirasi yang hendak dibagikannya.
(6) Mereka yang mengabarkan sedang mengisi kultum entah di mana, belum tentu ingin dipuji amal dakwahnya. Bisa jadi ia ingin memberi harapan pada rekannya, bahwa di sana dakwah masih menyala.
(7) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(8) Mereka yang menyampaikan secuplik ilmu yang diketahuinya, belum tentu ingin diakui banyak ilmunya. Bisa jadi ia terpanggil untuk menyampaikan sedikit yang ia punya.
(9) Mereka yang gemar mengkritisi kekeliruan yang dilihatnya, belum tentu merasa dirinya paling benar sedunia. Bisa jadi, itu karena ia sungguh mencintai saudaranya.
(10) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(11) Mereka yang gemar menuliskan apapun yang dipikirkannya, belum tentu ingin diakui sebagai perenung berwibawa. Bisa jadi, ia adalah pelupa, dan mudah ingat dengan membagikannya.
(12) Mereka yang selalu merespon apa yang dilihatnya, belum tentu ingin eksis di dunia maya. Bisa jadi ia memang senang berbagi yang dia punya.
(13) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(14) Tapi baik sangka, tak berarti membiarkan kawan-kawan melakukan sesuatu yang nampak keliru di mata kita.
(15) Baik sangka, harus disertai dengan saling mengingatkan agar tidak tergelincir niatnya, agar tidak terhapus pahala amalnya.
(16) Isi hati adalah misteri. Namun apa yang nampak keliru di mata kita, di situlah tugas kita untuk meluruskannya.
(17) Baik sangka itu menentramkan. Namun, saling mengingatkan juga merupakan kebutuhan.
(18) Baik sangka itu indah, tapi bukan berarti membiarkan saudara terlihat salah.
(19) Baik sangka, dan nasihat-nasihati adalah kewajiban sesama.


(20) Semoga kita bisa senantiasa belajar bersama, Selamat berbaik sangka :))


Tulisan ini telah tercantum terlebih dahulu di timeline facebook penulis

Penulis mohon maaf apabila ada salah kata ataupun pernyataan yang menyakitkan teman-teman, segala bentuk komentar, kritik, dan saran, akan sangat penulis tunggu dan penulis terima, terimakasih :)

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.