Bismillaah,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,
Hai teman-teman :)
Penulis sudah lama tidak menulis disini, dan masih
mengumpulkan inspirasi... untuk pengisi sementara, kali ini penulis akan membagikan sebuah
tulisan lama, yang dibuat pada tanggal 14 Maret 2015 yang lalu. (Oleh karena
itu penulis menempatkan post ini di tahun 2015 sesuai dengan tanggalnya)
Sebuah hal yang jarang kita lakukan, karena manusia sangat
mudah menilai seseorang. Maka
BERBAIK SANGKALAH SAUDARAKU
(1) Kita tidak bisa membaca hati manusia, apalagi hanya dari
dunia maya.
(2) Belum tentu orang yang menuliskan rutinitas amalnya
adalah riya’. Bisa jadi ia berniat menyemangati kawannya.
(3) Belum tentu orang yang mengabarkan rizqi yang
diterimanya adalah berbangga-banggaan dengan harta. Bisa jadi, ia ingin
menyiarkan syukur atas karunia-Nya.
(4) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(5) Mereka yang menuliskan pengalamannya di sosial media,
belum tentu ingin menjadi selebritis dunia maya. Bisa jadi ada inspirasi yang
hendak dibagikannya.
(6) Mereka yang mengabarkan sedang mengisi kultum entah di
mana, belum tentu ingin dipuji amal dakwahnya. Bisa jadi ia ingin memberi
harapan pada rekannya, bahwa di sana dakwah masih menyala.
(7) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(8) Mereka yang menyampaikan secuplik ilmu yang diketahuinya,
belum tentu ingin diakui banyak ilmunya. Bisa jadi ia terpanggil untuk
menyampaikan sedikit yang ia punya.
(9) Mereka yang gemar mengkritisi kekeliruan yang
dilihatnya, belum tentu merasa dirinya paling benar sedunia. Bisa jadi, itu
karena ia sungguh mencintai saudaranya.
(10) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih
terpuji.
(11) Mereka yang gemar menuliskan apapun yang dipikirkannya,
belum tentu ingin diakui sebagai perenung berwibawa. Bisa jadi, ia adalah
pelupa, dan mudah ingat dengan membagikannya.
(12) Mereka yang selalu merespon apa yang dilihatnya, belum
tentu ingin eksis di dunia maya. Bisa jadi ia memang senang berbagi yang dia
punya.
(13) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih
terpuji.
(14) Tapi baik sangka, tak berarti membiarkan kawan-kawan
melakukan sesuatu yang nampak keliru di mata kita.
(15) Baik sangka, harus disertai dengan saling mengingatkan
agar tidak tergelincir niatnya, agar tidak terhapus pahala amalnya.
(16) Isi hati adalah misteri. Namun apa yang nampak keliru
di mata kita, di situlah tugas kita untuk meluruskannya.
(17) Baik sangka itu menentramkan. Namun, saling
mengingatkan juga merupakan kebutuhan.
(18) Baik sangka itu indah, tapi bukan berarti membiarkan
saudara terlihat salah.
(19) Baik sangka, dan nasihat-nasihati adalah kewajiban
sesama.
(20) Semoga kita bisa senantiasa belajar bersama, Selamat berbaik sangka :))
Penulis mohon maaf apabila ada salah kata ataupun pernyataan yang menyakitkan teman-teman, segala bentuk komentar, kritik, dan saran, akan sangat penulis tunggu dan penulis terima, terimakasih :)
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment