Monday, November 7, 2016

Mentoring Selasa Pagi - Setelah Hati Telah Lama Tak Dibasahi



Koridor Timur Masjid Salman ITB di pagi hari

Bismillaah... Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh~

There's something special this morning. But before that, let me tell some terms that you might not know:
Mentor (KBBI) = pembimbing atau pengasuh (biasanya untuk mahasiswa)
Mentee (Merriam-Webster) = orang yang dimentor oleh mentor
Mentoring = suatu kegiatan berupa transfer pengetahuan dari seorang mentor kepada mentee. Namu tidak memungkinkan jika ternyata mentor-lah yang mendapatkan pengetahuan dari sang mentee , karena yang namanya ilmu itu - menurut penulis - bisa didapat dari siapa saja dan dari mana saja. 

Contohnya seperti pagi ini.

Karena kesibukan yang membuat penulis menjadi orang yang paling (sok) sibuk sedunia, penulis tidak melakukan kegiatan yang namanya mentoring - baik ngementor ataupun dementor.. eh, dimentor maksudnya hehe.

Banyak sekali penurunan yang dialami oleh penulis dari sejak terakhir kali mentoring, baik dari segi spiritual maupun secara fisik. Ibadah harian, sharing motivasi, ah, pokona loba pisan. Sampai pada akhirnya, sering sekali mentee yang ngajak: "kak, mentoring lagi yuk" dan penulis cuma bisa hayu-hayu bari cicing (ayo tapi malah diem). Di jalan sih, suka kepikiran "Nanti ngeinisiasi di grup mentoring ah" tapi sayang sekali selalu jadi wacana T_T

Sampai pada akhirnya Helmi-lah yang ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menginisiasi per-mentoring-an di grup dimana penulis menjadi mentor. Dan memang,

"The journey of thousand miles begins with one step" - Lao Tzu

Inisiasi adalah salah satu hal yang paaaaling sulit yang penulis alami selama ini. Banyak orang yang sadar akan masalah yang dihadapi, namun sedikit yang mau menginisiasi dalam memecahkan masalah tersebut. Ah, ini saatnya sang mentor mengambil catatan pada buku tulis kecilnya, bahwa inisiasi bisa mempermudah kita dalam melakukan hal-hal lainnya.

Dan terpilihlah, Selasa pagi sebagai hari "perdana" mentoring, setelah sekian lama. Saat itu, Helmi sudah datang dan sedang mengincar sarapan gratis dari KKP ITB (setiap hari Selasa, Rabu, dan Jum'at pagi - selama persediaan masih ada, mulai dibagikan jam 06.00 WIB. Alhamdulillaah penulis juga dapat hehe). Setelah itu kami pindah ke koridor timur Masjid Salman ITB. Walau belum ada mentee lain yang datang, mentoring tetap harus dimulai karena penulis berjanji untuk memulai mentoring pukul 06.00 WIB (dan sudah telat beberapa menit, maafkan)

Dimulai dengan membaca QS Al-Furqan ayat 33-77. Surat yang penulis pilih secara acak dan  ada tiga bookmark yang ditempelkan pada range ayat tersebut. 

bookmark di QS Al-Furqan

Ayat yang mengingatkan penulis bahwa dunia bukanlah segalanya, uang tak perlu dikejar sedemikian rupa, dan wanita bukanlah seorang yang harus penulis risaukan setiap hari.

"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?" QS Al-Furqan ayat 43

Ada juga ayat yang mengingatkan penulis bahwa begadang untuk mengerjakan tugas - apalagi untuk hal lain - itu tidak selalu baik.

"Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha" QS Al-Furqan ayat 47

Dan terakhir, ayat yang mengingatkan penulis bahwa perlu usaha lebih jika ingin memiliki pasangan yang qurrota a'yun. Apa itu qurrota a'yun? Saat membaca ayat dibawah, penulis jadi teringat video Nouman Ali Khan.

"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa" QS Al-Furqan ayat 74

Lagi, melalui mentoring ini, penulis diingatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Mentoring kemudian dilanjutkan dengan menanyakan kesibukan dan amanah mentee. Juga passion dan planning kedepannya mau kaya gimana, sampai akhirnya penulis menanyakan tentang amal harian - dimana di setiap pertanyaannya, penulis meringis kesakitan karena penulis tidak lebih baik daripada sang mentee. Introspeksi diri buat penulis, harus mulai banyakin amal harian lagi.

Mentoring pagi pun ditutup dengan ucapan hamdalah dan do'a penutup majlis. 

Akhir kata, banyak sekali hikmah yang penulis dapat, dan tidak menutup kemungkinan bahwa mentor tidak mendapatkan apapun dari mentee. Anggapan seperti itu hanya terjadi jika kita sombong dan tidak mau membuka diri. Penulis berdo'a, semoga kita selalu diberi kemampuan untuk mengambil setiap hikmah pada setiap kejadian yang ada di dunia ini - dari manapun, dari siapapun. Semua hidayah datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan kesalahan datangnya dari penulis yang hanya seorang manusia, tempatnya salah dan lupa.

Wa billaahi taufiq wal hidayah, 
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh~



No comments:

Post a Comment